antara cinta dan hawa nafsu 5

Harus ada batasan waktu untuk memutuskan ?
Singkatnya, kalau rentang pacaran sudah mendorong perbuatan yang membahayakan, maka sudah sepantasnyalah untuk segera diputuskan. Diputuskan untuk segera meneruskan ke jenjang pernikahan atau memutuskan untuk mengakhirinya.
Agak janggal memang, bagaimana mungkin ketika cinta sudah memasuki tahap puncak-puncaknya, malah akan diakhirinya ? Sebab hal ini harus dilakukan, oleh karena hubungan sex hanya tinggal menunggu waktu tiba. Inilah yang kami maksud membahayakan. Membahayakan karena irama cinta akan menjadi tak terduga akibatnya. Akibat irama cinta yang sudah pada puncaknya. Pada puncaknya yang tak mungkin irama cinta terus berada di sana. Rentan waktu pastilah menuntun irama cinta untuk segera menuruni puncak yang telah dilaluinya. Dan irama cinta itupun bisa menjadi malapetaka dibuatnya. Malapetaka cinta yang ternyata bisa merubah irama cinta sebelumnya. Sebelumnya, ketika irama cinta belum berada di puncaknya.
Nah, ketika irama cinta mulai menurun, maka akan mulai tampak apakah yang sebenarnya terjadi pada cinta mereka. Karena cintakah atau hanya karena hawa nafsu belaka-kah ? Akan tetapi, karena sifat manusia yang memang selalu hanya ingin enak dan menangnya sendiri, maka keberanian menikmati puncaknya cinta sebelum ikatan resmi, sangat berpeluang besar bahwa itulah yang telah menjadi maunya saja. Kalau sudah begitu maunya, maka tidaklah mungkin mampu menjujung tinggi nilai luhur cinta yang memang seharusnya di junjung tinggi itu.
Sebab kalau memang mereka ingin menjujung tinggi nilai luhur arti sebuah cinta, tidaklah mungkin mereka melakukannya hanya demi untuk mainan. Logika inipun akan membuktikan, jika mereka melakukannya karena cinta, pastilah puncaknya cinta akan dilakukan setelah mereka resmi menetapkan cintanya. Atau, mereka akan meneruskan cintanya menjadi ketetapan cinta sejatinya (mengutamakan menikah dulu), karena sudah merasa memiliki cinta yang sejati-sejatinya. Dan merekapun akan menikmati puncak cintanya dengan penuh rasa cinta dan tanggung jawabnya.
Bukan sebagai cinta mainan, menghargai murah cinta dengan hawa nafsu-tanpa cinta dan memandang rendah arti cinta yang seharus luhur ini. Sehingga merekapun bak srigala berbulu domba yang tampil seperti dewa cinta, awal mulanya. Dan tentu saja, merekapun tidak akan pernah menempatkan luhurnya cinta, namun hanya hawa nafsu belaka ! Maka ikatan resmi tiada guna bagi mereka, karena memang itu bukan tujuannya. Bukan tujuannya, oleh sebab mereka hanya memburu hawa nafsu belaka dan bukan karena cinta yang sejatinya. Dan kalau sudah mendapatkannya, merekapun berusaha lari dari tanggung jawabnya !
Begitulah, kalau nilai luhurnya cinta sudah di hargai serendah-rendahnya. Pastilah berbagai alasan dan kebohongannya akan membuatnya menghindar dari tanggung jawab yang ada. Sebab itu bukan tujuannya ! Dan bagi mereka cintapun dianggap tidak ada apa-apanya ! Terus siapakah yang pantas disalahkan kecuali dirinya sendiri ?

Tidak ada komentar:

Custom Search
cinta itu ada